Tafakkur

 Manusia diciptakan dari ketiadaan. itu menunjukkan bahwa "al-wujud al-        haqiqi huwa al-wujud min ghoiri al-'adam" yang maksudnya: wujud yang sejati yaitu wujud yang tidak berasal dari ketiadaan. yakni pencipta (Allah SWT). Jika kita angan-angan sejenak saja, mewujudkan sesuatu dari sesuatu yang tidak ada, mungkin bagi kita itu merupakan kemustahilan. Tapi bagi sang pencipta, tak ada itu namanya kemustahilan.

Hal itu menunjukkan betapa terbatasnya jangkauan akal kita dan betapa kecilnya kita di ruang yang serba terbatas ini. Kita hidup di dunia ini tak ubahnya bagaikan setitik tinta dalam kumpulan butiran kacang hijau. Banyak sekali kejadian-kejadian dalam kehidupan kita, yang tanpa kita sadari mengandung banyak hikmah yang sesungguhnya bisa membantu kita dalam mengarungi kehidupan ini, jika kita mau bertafakkur (berfikir dan berangan-angan). Akan tetapi, dalam bertafakur kita musti dibarengi dengan mengingat (berdzikir) pada sang pencipta. Karena jika tidak, maka tafakur kita hanya sekedar tafakur yang mana jika dibuat grafik, maka yg ada hanya grafik mendatar atau bahkan menurun. itu disebabkan tafakur tanpa dzikir pada sang pencipta maka tingkat keimanan kita tidak menunjukkan grafik naik.
Dikisahkan oleh seorang ulama', ada seorang penjahat yang mana dalam hidupnya selalu bikin onar di kampungnya, dia sering melakukan pencurian, perampokan dll. Pada suatu malam, dia berniat melakukan aksinya untuk mencuri di rumah seorang janda yang kaya raya dan rajin beribadah. Dalam pengintaiannya di rumah seorang janda tersebut, si pencuri tak urung juga melancarkan aksinya, dikarenakan janda tersebut tiap tengah malam selalu bangun untuk bertahajud dan membaca al-Qur'an. Akhirnya tanpa disadari si pencuri tersebut tertidur dalam pengintaiannya, tiba-tiba terbangun karena mendengar suara adzan dari masjid. Setelah terbangun, awalnya dia ingin melancarkan aksinya karena kebetulan janda kaya tadi pergi keluar untuk berjama'ah di masjid. si pencuri mempersiapkan peralatan untuk membobol rumah janda trsebut, tapi karena baru saja terbangun, tanpa disadari dia melihat seekor kepompong didekat peralatannya itu.
dari kepompong tersebut, si pencuri tadi sempat berfikir di benaknya: wahai kepompong, engkau bisa tenang dalam pertapaanmu yang jauh dari dunia luar, padahal engkau berasal dari ulat yang menjijikkan dan bahkan bisa membuat gatal-gatal pada orang yang mengenaimu, tetapi setelah pertapaanmu engkau akan jadi seekor kupu-kupu yang mana orang-orang akan senang melihatmu.
Subhanallah, berawal dari tafakur pada hal yang sepele begitu, akhirnya pencuri tadi tak jadi berbuat kemaksiatan, bahkan dia tersadar kalo dirinya bisa menjadi orang yang baik layaknya kupu-kupu yang berasal dari ulat. Akhirnya dia bener2 bertaubat dan ikut berjamaah di masjid sebelah rumah janda tersebut.
Andai saja kita mau bertafakur akan hal-hal yang ada dihadapan kita dengan terus mengingat keagungan sang pencipta, maka niscaya pasti akan terus bertambah tingkat keimanan kita.

0 Response to "Tafakkur"

Posting Komentar