Syari'at Nabi Isa di Akhir Zaman

Telah menjadi ijma' bahwa Nabi Isa di akhir zaman kelak memberi hukum dengan syari'at kita, bagaimana caranya beliau menghukumi, apakah Beliau mengikuti salah satu madzhab mujtahid ataukah beliau berijtihad sendiri?

Ibnu Hajar menjawab: "Nabi Isa tidak taqlid kepada para mujtahidin, tetapi beliau lebih utama untuk berijtihad sendiri, kemudian pengetahuan Nabi Isa dengan hukum-hukum syari'at kita ada kalanya dengan mengetahui dari Al-qur'an saja karena Al-qur'an tidak meninggalkan sedikitpun di dalamnya hanya saja kita butuh selain Al-qur'an (hadits) karena terbatasnya pengetahuan kita, semua hukum Nabi Muhammad SAW di ambil dari Al-qur'an dan oleh karena itulah imam syafi'i berkata: "semua yg Nabi Muhammad SAW putuskan, maka itu adalah apa yang Nabi fahami dari Al-al qur'an". Jadi, tidaklah jauh berbeda bahwa Nabi Isa juga seperti itu.

Atau bisa juga Nabi Isa menghukumi dengan riwayat Hadits dari Nabi Muhammad SAW karena Nabi Isa pernah berkumpul dengan Nabi Muhamamd beberapa kali dalam keadaan hidup, oleh karena itulah ada ulama' yang menggolongkan Nabi Isa sebagai sahabat Nabi.

Ibn Adiy meriwayatkan dari Anas RA : "ketika kami bersama Rasulullah SAW, tiba2 kami melihat selendang dan tangan, maka kami berkata : "wahai Rasulullah, selendang apa yg kami lihat ini, dan juga tangan ?"
Rasulullah menjawab: " kalian melihatnya ?"
kami : " iya "
Rasulullah : "itu adalah Isa bin Maryam yang meberi salam kepadaku"

Dalam riwayat Ibnu Asakir dari Anas rodhiyallohu anhu : "dulu aku thawaf bersama dengan Nabi Muhammad SAW di sekitar ka'bah, tiba2 aku melihat Nabi menyalami sesuatu namun aku tidak melihatnya, aku bertanya : " wahai Rasulullah, aku melihat engkau menyalami sesuatu namun aku tidak melihatnya ? "
Rasululloh menjawab: itu adalah saudaraku Isa bin Maryam, aku menunggunya hingga selesai thowafnya kemudian aku menyalaminya.

Maka ketika itu tidak ada penghalang bahwa Nabi Isa menerima hukum-hukum syari'at dari Nabi Muhammad SAW yang berbeda dengan syari'at kitab Injil, sebab Nabi Isa tahu bahwa beliau kelak akan turun dan tentunya butuh hal itu, maka Nabi Isa mengambil hukum-hukum syari'at tanpa adanya perantara.

Dalam haditsnya Ibnu Asakir : "ingatlah bahwa Ibnu Maryam tiada Nabi dan Rasul diantaraku dan dia, Ingatlah bahwa dia adalah kholifahku dalam ummatku setelahku."

Imam As subki menjelaskan bahwa Nabi isa menghukumi dengan syari'at Nabi Muhammad SAW dengan Al-qur'an dan As-sunnah. adakalanya Nabi Isa menerima syari'at dari Nabi Muhammad SAW secara berhadapan setelah turunnya Nabi Isa dari kuburan Nabi Muhammad, hal tersebut berdasarkan haditsnya abu ya'la : " demi dzat yang jiwaku ditangan-Nya, Isa bin Maryam benar-benar turun kemudian berdiri di kuburanku dan berkata : " wahai Muhammad ", maka kujawab panggilannya ". Dan ada kalanya Allah ta'ala memberi wahyu kepada Nabi isa dalam kitab injil atau selain injil, karena semua Nabi-nabi terdahulu mengetahui semua syari'at Nabi-nabi sebelumnya dan juga Nabi-nabi setelahnya di zaman mereka dengan wahyu dari Allah lewat lisannya Jibril  dan dengan pengingat atas hal itu dalam kitab-kitab mereka yang diturunkan kepada mereka sebagaimana hadits-hadits dan atsar-atsar yang menunjukkan hal itu.

Dari hal ini bisa difahami secara dekat bahwa semua yang ada di dalam Al-qur'an termuat di dalam kitab-kitab sebelumnya sebab firman Allah dalam surat Al-baqarah ayat 97 :

{مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ}

"membenarkan apa yang sebelumnya "
yaitu kitab-kitab Nabi sbelumnya.

Dalam surat Al-a'la ayat 18-19 juga disebutkan:

 {إِنَّ هَاذَا لَفِى الصُّحُفِ الاٍّولَى صُحُفِ إِبْرَاهِيمَ وَمُوسَى}

" "Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab yang terdahulu, (yaitu ) suhuf Ibrahim dan Musa."

Begitu juga dalam surat As-syu'aro ayat 196 :

 {وَإِنَّهُ لَفِى زُبُرِ الأٌّوَّلِينَ}

" Dan sesungguhnya Al-Qur'an itu benar-benar dalam Kitab-kitab orang yang dahulu "
maksudnya dalam kitab-kitab mereka.

Imam Abu Hanifah berpendapat dengan ayat ini bahwa boleh hukumnya membaca Al-qur'an dengan selain bahasa arab, karena Al-qur'an termuat di dalam kitab-kitab sebelumnya dan kitab-kitab tersebut bukanlah berbahasa arab.

wallohu a'lam.

~Fatawa Al Haditsiah~

0 Response to "Syari'at Nabi Isa di Akhir Zaman"

Posting Komentar