Peranan Istri dalam Rumah Tangga

Dalam rumah tangga, masing-masing dari suami istri mempunyai hak dan kewajiban yang satu sama lainnya berbeda. Al-Qur'an menyinggung hal tersebut dalam Surat An-Nisa' ayat 34 yang berbunyi:

الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ

Artinya: Kaum laki-laki (suami) itu adalah pemimpin bagi kaum wanita (istri), oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.

Ayat tersebut sering dijadikan rujukan karena membicarakan tentang pembagian kerja antara suami istri. Hak kepemimpinan yang dikutip ayat di atas dibebankan kepada suami, hal itu disebabkan oleh:
  1. Adanya sifat-sifat fisik dan psikis suami yang lebih dapat menunjang suksesnya kepemimpinan rumah tangga daripada jika itu dibebankan kepada istri
  2. Adanya kewajiban memberi nafkah kepada istri dan anggota keluarganya.
Ibnu Hazm berpendapat bahwasannya istri pada dasarnya tidak berkewajiban melayani suami dalam hal menyediakan makanan, menjahit, dan sebagainya. Justru suamilah yang berkewajiban menyiapkan pakaian jadi dan makanan siap saji untuk istri dan anaknya. Akan tetapi dalam kenyataan sehari-hari yang kita temui bahwa semua itu dilakukan oleh istri hanya untuk membantu beban suami dan bisa bernilai ibadah.
Seorang istri hendaknya membantu suaminya dalam segala hal, hal ini didasari bahwa Asma' binti Abu Bakar As-Shiddiq menjelaskan bahwa ia dibantu oleh suaminya dalam mengurus rumah tangga, dan ia juga membantu suaminya dalam kesehariannya seperti ikut memelihara kuda dan menanam benih di kebun, dan sebagainya.

Selain memiliki kewajiban, suami juga mempunyai hak-hak yang harus dipenuhi oleh istrinya. Suami wajib ditaati selama tidak bertentangan dengan ajaran agama dan hak pribadi sang istri. Sedemikian pentingnya kewajiban ini, sampai-sampai Rasulullah SAW bersabda: "Seandainya aku memerintahkan seseorang untuk sujud kepada seseorang, niscaya akan aku perintahkan para istri untuk sujud kepada suaminya". Bahkan Islam juga melarang seorang istri untuk berpuasa sunnah tanpa seizin suaminya karena seorang suami mempunyai hak untuk memenuhi naluri seksualnya.

Rasulullah SAW juga menegaskan bahwa seorang istri adalah penanggung jawab keuangan suaminya. Pertanggungjawaban tersebut terlihat dalam tugas-tugas yang harus dipenuhi, serta peran yang diembannya saat memelihara rumah tangga, baik dari segi kebersihan, pengaturan menu makanan maupun dalam keseimbangan anggaran.

Peranan istri sebagai ibu rumah tangga adalah untuk menjadikan rumah itu sebagai Sakan , yakni tempat yang menenangkan dan menentramkan seluruh anggota keluarga. Seorang istri yang baik yaitu yang menyenangkan suami bila dia dipandang, menaati suami bila dia diperintah, dan mampu menjaga serta memelihara diri, harta dan anak-anaknya bila suami jauh darinya. Itulah yang ditekankan oleh Rasulullah SAW.

Sebagai seorang ibu, istri adalah pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, terlebih lagi pada masa-masa balita. Keibuan adalah rasa yang dimiliki oleh setiap wanita dan merupakan jati diri wanita. Oleh karena itu, dalam rumah tangga diperlukan seorang penanggung jawab terhadap perkembangan jiwa dan mental anak. Di sini pula agama menoleh kepada ibu yang memiliki keistimewaan yang tidak dimiliki oleh sang ayah, bahkan tidak dimiliki oleh wanita-wanita selain ibu kandung seorang anak.

0 Response to "Peranan Istri dalam Rumah Tangga"

Posting Komentar