Sekilas Tentang Asbabul Wurud (Sebab-sebab Munculnya Hadits)

Salah satu bagian dari disiplin ilmu hadits adalah mengetahui Asbabu Wurudil Hadits (sebab-sebab munculnya Hadits), sebagaimana mengetahui Asbabu Nuzulil Qur'an dalam Ulumul Qur'an. Diantara kitab karya Ulama yang berisi tentang Asbabun Nuzul adalah kitab Asbabun Nuzul yang disusun oleh al-Wahidi, dan juga kitab Lubabun Nuqul fi Asbabin Nuzul karya Imam Jalaluddin as-Suyuthi.

Syaikhul Islam Sirajuddin al-Bulqiny dalam kitabnya Mahasin al-Ishthilah berkata, bahwa macam ilmu yang ke 69 adalah mengetahui sebab-sebab munculnya hadits. Begitu pula Syeikh Ibnu Daqiqil 'Id juga pernah berkata dalam kitab Syarh al-'Umdah.

Secara struktural, Hadits merupakan sumber kedua ajaran Islam setelah Al-Qur'an. Dan secara fungsional, Hadits merupakan Bayan atau penjelas terhadap Al-Qur'an, selain itu hadits secara mandiri dapat menetapkan suatu ketetapan yang belum diatur dalam Al-Qur'an. Namun yang menjadi masalah adalah untuk memahami suatu hadits dengan baik itu tidaklah mudah, diperlukan seperangkat metodologi dalam memahaminya.

Dalam memahami suatu hadits, tidak cukup hanya melihat teks haditsnya saja, akan tetapi harus dilihat pula asbabul wurudnya. Dengan kata lain, ketika kita ingin menggali pesan moral dari suatu hadits, maka perlu memperhatikan konteks historisnya, kepada siapa hadits itu disampaikan Nabi, dalam kondisi bagaimana Nabi menyampaikannya. Tanpa memperhatikan itu semua, seseorang akan mengalami kesulitan dalam memahami makna suatu hadits, bahkan bisa terjerumus ke dalam pemahaman yang kurang tepat atau bahkan keliru.

Perlu diperhatikan bahwa tidak semua hadits mempunyai asbabul wurud, dan ketika suatu hadits itu tidak mempunyai asbabul wurud, maka kita mungkin dapat menggunakan pendekatan sejarah, sosial atau bahkan psikologi dalam memahami hadits. Karena Nabi SAW tidak mungkin berbicara dalam kondisi yang vakum historis dan hampa kultural.

Menurut Imam Suyuthi dalam kitab Al-Luma' fi Asbabil Hadits, asbabul wurud itu ada 3 kategori, yaitu:
  1. Sebab yang berupa ayat Al-Qur'an; yakni ayat Al-Qur'an yang menjadi penyebab Nabi SAW mengeluarkan sabdanya. Contohnya ketika sebagian sahabat memahami kata adz-dzulmu dalam Surat Al-An'am ayat 82 dengan pengertian berbuat aniaya atau melanggar aturan, Nabi SAW kemudian memberikan penjelasan bahwa yang dimaksud adz-dzulmu dalam ayat tersebut adalah syirik, sebagaimana yang disebutkan dalam Surat Luqman ayat 13.
  2. Sebab yang berupa hadits itu sendiri;yakni adanya suatu hadits yang sulit dipahami oleh sebagian sahabat, kemudian muncul hadits lain yang memberi penjelasan terhadap hadits tersebut. Contohnya sebagian sahabat kesulitan memahami sabda Nabi tentang para malaikat Allah di bumi yang menceritakan tentang kebaikan dan keburukan seseorang adalah para sahabat.
  3. Sebab yang berupa perkara yang berkaitan dengan para pendengar di kalangan sahabat; contohnya adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid bin Suwaid, ketika fathu Makkah, dia pernah bernadzar akan mengerjakan sholat di Baitul Maqdis, lalu Nabi SAW bersabda:"Sholat di sini, yakni Masjidil Haram, itu lebih utama". Kemudian Nabi SAW bersabda lagi:"Sholat di Masjidil Haram itu lebih utama dari pada 100.000 kali sholat di selain Masjidil Haram."

Wallahu a'lam.

0 Response to "Sekilas Tentang Asbabul Wurud (Sebab-sebab Munculnya Hadits)"

Posting Komentar